Sabtu, 07 Mei 2011

Kisah Bocah 5 Tahun yang Membiayai Sendiri Pengobatan Kanker yang Dideritanya

Berkat kreativitasnya, seorang bocah 5 tahun berhasil membiayai sendiri pengobatan kanker yang dideritanya. Hanya dengan menjual lukisan monster khayalannya sendiri, ia tidak perlu menggantungkan diri pada belas kasihan para donatur. Berawal pada 13 September 2010, bocah laki-laki bernama Aidan Reen ini didiagnosis mengidap acute lymphoblastic leukaemia yakni sejenis kanker ganas yang menyerang sumsum tulang belakang. Meski peluang kesembuhannya 90 persen, terapinya sangat sulit dan butuh biaya yang tidak sedikit.

Diagnosis itu langsung membuat orangtuanya, Katie dan Wiley Reed gelagapan karena keduanya hanyalah keluarga sederhana yang tinggal di Kansas City. Wiley yang berusia 31 tahun hanya bekerja sebagai teknisi onderdil pesawat terbang yang penghasilannya bisa dibilang pas-pasan. Beruntung selama ini Aidan punya hobi menggambar dan bakat itu diketahui oleh Mandi Ostein, kakak perempuan Aidan. Mandi yang berusia 26 tahun lantas berpikir untuk memanfaatkan hobi Aidan agar tidak terlalu menggantungkan diri pada belas kasihan para donatur.

Akhirnya sejak saat itu, Aidan makin produktif menggambar dan hampir semua gambar yang ia lukis adalah gambar monster. Menurut pengakuannya sendiri, Aidan yang pemberani itu memang sejak dulu menyukai sosok-sosok yang seram dan menakutkan. “Aku suka menggambar ksatria, badut-badut seram dan alien".

"Aku juga suka berpakaian seperti penjahat atau zombie. Jika aku besar nanti aku mau bikin boneka dan topeng-topeng seram,” ungkap Aidan seperti dikutip dari Dailymail.

Awalnya Mandi memang hanya ingin mencari tambahan biaya pengobatan, namun siapa sangka hasil penjualan gambar buatan Aidan justru bisa menutup seluruh biaya pengobatan. Dari sekitar 3.000 gambar yang dijual, ia berhasil mengumpulkan US$ 30.000 atau kurang lebih Rp 257 juta.

"Kupikir kami hanya akan menjual sekitar 60 gambar, karena 60 adalah angka keberuntunganku. Tapi ternyata peminatnya sangat banyak dan kami berhasil menjual 2.460 gambar,” ungkap Mandi yang juga menyebut bahwa pesanan gambar datang dari berbagai negara terutama Jepang, Italia dan Brazil. Tidak hanya menghasilkan uang, hobi Aidan menggambar monster juga disebut-sebut sangat membantu proses pengobatan. Dengan menyalurkan kreativitasnya secara positif, Aidan sukses mengalihkan perhatiannya pada kanker ganas yang sedang menggerogoti tubuhnya.

Ketika kedua orangtuanya sangat prihatin hingga sering menangisi kondisi Aidan, bocah ini malah sibuk menggambar dan kadang-kadang malah heran kenapa dirinya ditangisi. Berkat keberaniannya tersebut, proses terapi berjalan tanpa hambatan dan kini kondisi Aidan sudah jauh lebih baik.

Berikut salah satu gambar Aidan Reen


Sumber :

Oscar, Kucing Pembawa Pesan Kematian

Oscar adalah seekor anak kucing di lantai 3 pusat rehabilitasi di Providence, Rhode Island. Tempat tersebut merawat penderita Alzheimer, parkinson dan berbagai penyakit lain di mana sang penderita bisa menemui ajal nya kapan saja dalam waktu yg tidak bisa di tentukan.

Setelah sekitar 6 bulan, para staff mulai menyadari ada kejanggalan pada oscar. Oscar masuk ke ruangan yg dia mau lalu mulai mengendus-ngendus dan mengamati pasien dan selanjutnya tidur di dekat pasien tersebut. Yang mengejutkan para perawat di sana adalah pasien yg di hampiri Oscar pasti meninggal dalam kurun waktu 2-4 jam kemudian setelah kedatangan nya. Salah satu dari kejadian pertama melibatkan seorang pasien yg memiliki semacam gumpalan darah di kaki nya. Oscar datang dan melingkarkan badan nya di kaki pasien tersebut dan tetap di situ sampai pasien tersebut meninggal beberapa jam kemudian.

Ada kejadian lain di mana dokter telah menetapkan waktu kematian seorang pasien berdasarkan pada kondisi pasien. Oscar membuktikan bahwa prediksi dokter tersebut 10 jam terlalu awal. Karena begitu Oscar mengunjungi nya pasien tersebut meninggal 2 jam kemudian dan dokter tersebut cm bisa tercengang.

Ketelitian Oscar’s yg telah terbukti pada 25 kejadian akhir nya di percaya oleh pimpinan staff untuk menciptakan suatu protokol tidak biasa dan mungkin sulit dipercaya. Setiap Oscar ditemukan sedang tidur dengan seorang pasien, staff akan menghubungi anggota keluarga sang pasien untuk memberitahu mengenai kematian yang akan segera terjadi. Kemampuan Oscar untuk memprediksi jam-jam terakhir kehidupan manusia ini membingungkan banyak orang dan dideskripsikan oleh Dr.David Dosa bahwa Oscar adalah kucing yang tidak mau berteman pada orang hidup. Salah satu contoh nya yg di tulis dalam artikel NEJM. Ketika ada seorang pasien wanita tua yang ditemani oleh Oscar, Dokter menyuruh Oscar untuk keluar dan Oscar mengeluarkan suara mendesis seperti ular derik yang seakan mengatakan “Tinggalkan Aku Sendiri”.

Seorang dokter, David Dosa, melakukan penelitian selama lima tahun terhadap Oscar. Dosa menemukan keanehan pada Oscar saat ada pasien yang akan meninggal. Oscar akan datang ke kamar pasien tersebut dan melingkarkan badannya di dekat tubuh pasien.

David Dosa menyatakan Oscar sudah memprediksi kematian 50 pasien di rumah sakit itu dan tepat. Sekali waktu, ada suster yang menaruh Oscar di luar kamar pasien yang sekarat. Tahu apa yang dilakukan Oscar? Dia menggaruk-garuk pintu dan memaksa masuk.

Suster juga pernah mendudukkan Oscar di dekat seorang pasien yang diduga akan meninggal. Bukannya duduk, Oscar malah kabur ke kamar lain. Ternyata, pasien kedua yang dikunjungi Oscar hari itu meninggal sore harinya.

Sedangkan, pasien–dimana Oscar ‘dipaksa’ datang oleh suster–baru meninggal dua hari kemudian.

Dosa kemudian menulis artikel mengenai Oscar di New England Journal of Medicine pada 2007. Oscar pun membukukan keanehan Oscar dalam buku berjudul “Making rounds with Oscar: the extraordinary gift of an ordinary cat.”

Dosa and staf lain di rumah sakit itu tak ragu lagi dengan akurasi ‘penciuman’ Oscar terhadap kematian pasien. Dalam bukunya, Dosa juga mencatat bahwa rumah sakit itu merawat lima kucing. Tapi, tak ada yang seaneh Oscar.

Dosa pun menduga, Oscar bisa mencium kanker dan kematian sel pada tubuh manusia.

Diambil dari berbagai sumber.

Rabu, 20 April 2011

Sedikit Tentang Buah Persik



Buah persik atau yang lebih dikenal di Mesir dengan nama “Khukh” merupakan buah yang rasanya manis dan agak sepet-sepet. Bisa dibilang rasanya seperti mangga lah. Warnanya kuning kemerah-merahan. Kalau udah mateng dan tua, warna merahnya lebih dominan. Kata orang, buah ini termasuk makanan orang-orang kaya. Persik adalah tanaman tanaman berbuah dari famili Rosaceae. Buah ini disebut juga sebagai buah momok di dalam Bahasa Jepang. Buah persik memiliki daging berwarna kuning dengan aroma harum dan memiliki satu biji yang keras. Nama latin tanaman persik adalah Prunus persica. Tanaman ini dipercaya berasal dari Cina dan sudah ada sejak 2000 SM. Karena adanya perdagangan antarnegara, bibit-bibit persik pun dibawa ke luar negeri. Misalnya ke Jepang, Vietnam, Korea, Iran, Turki, Eropa, Afrika Utara, dan juga Amerika. Akhirnya persik tak hanya di cina.

Pohon persik tingginya 4-10 meter. Bunga-bunga indah akan muncul pada pangkal batang yang masih muda. Di negara 4 musim, bunga-bunga persik bermunculan di awal musim semi. Keindahan bunga berdiameter sekitar 3cm ini memang menakjubkan! Saking indahanya, bunga persik sering muncul dalam lukisan-lukisan Cina kuno.

Setelah masa berbunga usai, tibalah saatnya berbuah. Saat masih muda, buar persik berwarna kehijauan. Setelah matang, warnanya berubah jadi kemerahan, kekuningan, putih atau paduan ketiga warna itu. Buah persik memiliki sebuah biji keras di dalamnya. Biji itu dikelilingi daging buah lembut berwarna keputihan.

Selain enak dimakan tanpa diolah, buah persik juga enak jika diolah. Misalnya dijadikan puding, manisan, isi pie, dan banyak lagi. Bagaimana dengan nilai gizi nya ? Wah, buah persik kaya akan vitamin A, E, C, dan berbagai mineral. Buah persik juga banyak memiliki kandungan serat yang baik untuk pencernaan dapat membantu saluran pencernaan dan merangsang sekresi kandung empedu. Di Eropa, buah persik digunakan dalam pengobatan medis untuk penderita cacingan, infeksi kulit, sesak nafas, tuli, dan asam urat. Yang tak kalah pentingnya, buah persik ternyata bisa mengobati penyakit pertusis (batuk rejan). Batuk rejan disebut juga dengan batuk gonggong karena suara batuknya diiringi suara gonggong atau suara melengking. Selain itu, sering disebut juga dengan nama batuk 100 hari, karena batuknya dapat berlangsung cukup lama yaitu sekitar 6 minggu atau lebih.

Selasa, 19 April 2011

Sebuah Kisah Dari Luar

Kisah di bawah ini adalah kisah yang didapat dari milis alumni Jerman, atau warga Indonesia yg bermukim atau pernah bermukim di sana . Demikian layak untuk dibaca beberapa menit, dan direnungkan seumur hidup.

Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya.

Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama "Smiling." Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyumnya kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka. Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan didepan kelas. Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah. Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi kerestoran McDonald's yang berada di sekitar kampus.

Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih kosong.Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang yang semula antri dibelakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian.Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat mengapa mereka semua pada menyingkir ? Saat berbalik itulah saya membaui suatu "bau badan kotor" yang cukup menyengat, ternyata tepat di belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil! Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali.

Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang "tersenyum" kearah saya. Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga memancarkan kasih sayang. Ia menatap kearah saya, seolah ia meminta agar saya dapat menerima 'kehadirannya' ditempat itu.Ia menyapa "Good day!" sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan. Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya 'tugas' yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki kedua sedang memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya.

Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental, dan lelaki dengan mata biru itu adalah "penolong"nya. Saya merasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya bersama mereka,dan kami bertiga tiba2 saja sudah sampai didepan counter. Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan. Lelaki bermata biru segera memesan "Kopi saja, satu cangkir Nona." Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka (sudah menjadi aturan direstoran disini, jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan.

Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu2 lainnya, yang hampir semuanya sedang mengamati mereka.. Pada saat yang bersamaan, saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke diri saya, dan pasti juga melihat semua 'tindakan' saya. Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum dan minta diberikan dua paket makan pagi (diluar pesanan saya) dalam nampan terpisah.

Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke meja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut kearah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu untuk beristirahat. Saya letakkan nampan berisi makanan itu di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap "makanan ini telah saya pesan untuk kalian berdua." Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah ber-kaca2 dan dia hanya mampu berkata "Terima kasih banyak, nyonya."

Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya berkata "Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian, Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ketelinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian."Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali saya merengkuh kedua lelaki itu. Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan mereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang tidak jauh dari tempat duduk mereka.

Ketika saya duduk suami saya mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata "Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang pasti, untuk memberikan 'keteduhan' bagi diriku dan anak-2ku! " Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu kami benar2 bersyukur dan menyadari,bahwa hanya karena 'bisikanNYA' lah kami telah mampu memanfaatkan 'kesempatan' untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan. Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, mereka satu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin 'berjabat tangan' dengan kami.

Salah satu diantaranya, seorang bapak, memegangi tangan saya, dan berucap "Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yang berada disini, jika suatu saat saya diberi kesempatan olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi kepada kami."Saya hanya bisa berucap "terimakasih" sambil tersenyum. Sebelum beranjak meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat kearah kedua lelaki itu, dan seolah ada 'magnit' yang menghubungkan bathin kami, mereka langsung menoleh kearah kami sambil tersenyum, lalu melambai-2kan tangannya kearah kami.

Dalam perjalanan pulang saya merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang tunawisma tadi, itu benar2 'tindakan' yang tidak pernah terpikir oleh saya. Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa 'kasih sayang' Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH sekali! Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan 'cerita' ini ditangan saya. Saya menyerahkan 'paper' saya kepada dosen saya. Dan keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, "Bolehkah saya membagikan ceritamu ini kepada yang lain?" dengan senang hati saya mengiyakan.

Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan paper saya. Ia mulai membaca, para siswapun mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi. Dengan cara dan gaya yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya, membuat para siswa yang hadir di ruang kuliah itu seolah ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian itu berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di deretan belakang didekat saya diantaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan perasaan harunya.Diakhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis diakhir paper saya ."Tersenyumlah dengan 'HATImu', dan kau akan mengetahui betapa 'dahsyat' dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu."

Dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah 'menggunakan' diri saya untuk menyentuh orang-orang yang ada di McDonald's, suamiku, anakku, guruku, dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai mahasiswi. Saya lulus dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernah saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu: "PENERIMAAN TANPA SYARAT." Banyak cerita tentang kasih sayang yang ditulis untuk bisa diresapi oleh para pembacanya, namun bagi siapa saja yang sempat membaca dan memaknai cerita ini diharapkan dapat mengambil pelajaran bagaimana cara MENCINTAI SESAMA, DENGAN MEMANFAATKAN SEDIKIT HARTA-BENDA YANG KITA MILIKI, dan bukannya MENCINTAI HARTA-BENDA YANG BUKAN MILIK KITA, DENGAN MEMANFAATKAN SESAMA! Jika anda berpikir bahwa cerita ini telah menyentuh hati anda, teruskan cerita ini kepada orang2 terdekat anda. Disini ada 'malaikat' yang akan menyertai anda, agar setidaknya orang yang membaca cerita ini akan tergerak hatinya untuk bisa berbuat sesuatu (sekecil apapun) bagi sesama yang sedang membutuhkan uluran tangannya!

Orang bijak mengatakan: Banyak orang yang datang dan pergi dari kehidupanmu, tetapi hanya 'sahabat yang bijak' yang akan meninggalkan JEJAK di dalam hatimu. Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu. Tetapi untuk berinteraksi dengan orang lain, gunakan HATImu! Orang yang kehilangan uang, akan kehilangan banyak, orang yang kehilangan teman, akan kehilangan lebih banyak! Tapi orang yang kehilangan keyakinan, akan kehilangan semuanya! Tuhan menjamin akan memberikan kepada setiap hewan makanan bagi mereka, tetapi DIA tidak melemparkan makanan itu ke dalam sarang mereka, hewan itu tetap harus BERIKHTIAR untuk bisa mendapatkannya.

Orang-orang muda yang 'cantik' adalah hasil kerja alam, tetapi orang-orang tua yang 'cantik' adalah hasil karya seni. Belajarlah dari PENGALAMAN MEREKA, karena engkau tidak dapat hidup cukup lama untuk bisa mendapatkan semua itu dari pengalaman dirimu sendiri.